Mencoba
merefleksikan fungsi dari agenda wajib tahunan kakang mbekayu Banyumas,
sudahkan agenda ini mampu membawa nama Banyumas melalui kakang dan mbekayu yang
terpilih? Bagaimana anggapan para peserta? Apakah agenda ini hanya sebagai
sarana untuk eksis semata atau mereka yang berinisiatif mengikuti memiliki jiwa
untuk mengabdi demi memajukan nama Banyumas?
Pertanyaan
yang cukup menggelitik pikiran saya adalah, sudahkah kakang mbekayu Banyumas yang
resmi terpilih telah diposisikan secara tepat? Yang tidak hanya sebagai maskot
Banyumas tetapi juga sebagai komunikator yang efektif menyampaikan pesan kepada
publik bahwa Banyumas memiliki potensi yang luar biasa di lihat dari berbagai
sisi, baik dari pariwisata, budaya, maupun kuliner. Sudah saatnya agenda kakang
mbekayu Banyumas dijadikan ajang untuk menunjukkan bakat dan prestasi kaum muda
untuk mengabdi selama setahun penuh kepada daerah asalnya.
Mari
kita telusuri satu persatu untuk menjadikan agenda tahunan ini menjadi sesuatu
yang berkualitas dan juga dapat menjadi sarana untuk menarik wisatawan.
Kandidat yang berkualitas, bermula dari proses seleksi yang benar. Panitia
perlu memberikan kualifikasi peserta yang jelas baik secara fisik maupun skill, dan berikan syarat mutlak bahwa
kakang mbekayu Banyumas adalah mereka yang orang tulen asli Banyumas. Lahir dan
besar di Banyumas, disertai ciri khasnya yakni logat bahasa ngapak. Tidak lucu
bukan, jika maskot Banyumas tetapi berasal dari kota lain misalnya? Yang
notabene mereka hanya orang rantau dan sedang menuntut ilmu di Banyumas. Mereka
yang terpilih nantinya akan menjadi perwakilan Banyumas.
Tidak
munafik, persyaratan secara fisik juga perlu di dukung. Bagaimana cara
mengetahui kondisi fisik peserta? Pencantuman foto ukuran post card dapat dilakukan dengan menampilkan foto tampak depan,
samping kanan dan samping kiri. Selain
itu, tingkat kecerdasan peserta tidak kalah penting. Panitia dapat memberikan
syarat pendaftaran yang mewajibkan peserta untuk menulis essay dengan tema-tema kepariwisataan maupun budaya misalnya.
Secara
umum, alur proses rekrutmen dapat dipahami sebagai berikut: proses pendaftaran,
seleksi administrasi, proses interview, fokus
group discussion, terakhir pengumuman peserta yang lolos. Birokrasi
perekrutan yang benar dan clear akan
menghasilkan kandidat yang berkualitas.
Setelah
proses seleksi administrasi selesai dilakukan, peserta yang terpilih akan
dihadapkan pada proses interview.
Untuk mewawancarai peserta tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.
Diperlukan orang-orang yang berpengalaman dan ahli dalam bidang human resource. Dalam hal ini panitia
dapat menggunakan pihak ketiga yakni agensi yang bergerak di bidang human resource, ataupun memanfaatkan
aktor-aktor Banyumas yang mereka memiliki keahlian dalam bidang ini. Lolos dari
proses interview, tahapan selanjutnya
adalah focus group discussion.
Tahapan ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecerdasan
peserta, jiwa kepemimpinan dan kemampuannya menjadi problem solver.
Menentukan
indikator yang perlu dikuasai oleh calon kakang mbekayu Banyumas juga tidak
kalah penting. Character building
perlu dilakukan selama proses karantina sebelum hari H. Misalnya pihak penyelenggara
memberikan syarat 10 indikator yang perlu dikuasai calon kakang mbekayu yang
meliputi atittude, pengetahuan umum,
minat dan bakat, pemecahan masalah, kepemimpinan, aksi sosial, kebudayaan,
pariwisata, dan bahasa.
Untuk
mendidik calon kakang mbekayu tersebut mari kita libatkan orang-orang asli
Banyumas yang berpotensi dan ahli dalam bidangnya. Mereka yang terpilih jangan
sampai menjadi kakang mbekayu yang instan terbentuk hanya dalam waktu singkat. Jadikan
kesan bahwa menjadi kakang mbekayu Banyumas merupakan suatu prestasi bergengsi
yang luar biasa dan dapat menambah nilai plus bagi mereka yang pernah menduduki
posisi ini. Jika bukan kita yang peduli dengan Banyumas, lalu siapakah yang
akan peduli?