Friday 11 February 2022

Pasca Sembuh dari Covid 19, Long Covid Syndrom dan Vaksinasi (Part 2)

Ini adalah postingan lanjutan dari part 1 yang bisa kamu baca disini pasca sembuh dari covid 19. Sejujurnya, berat banget mau nulis karena aku benci mengingat momen-momen covid. 




Sembuh dari covid 19 bener-bener merubah hidupku. Aku bersyukur karena aku bisa sembuh dari penyakit ini. Sebelum aku terkena covid, pakde suamiku sekeluarga juga terpapar covid. Qodarullah pakde dan anak pertamanya meninggal karena penyakit ini. Sedih banget, karena mengalami sendiri kehilangan  keluarga dikarenakan covid. Sedihnya lagi aku nggak bisa datang melayat. Cuma bisa mendoakan dari jauh. Dan covid gelombang 2 kemarin juga membawa duka lagi, kakek dari suami, pakdeku, dan om ku meninggal dunia. 2021 sungguh tahun yang berat buat keluarga kami dan tentunya bagi banyak orang yang terdampak pula.

Setelah dinyatakan sehat, aku berusaha untuk lebih berhati-hati lagi. Aku nggak mau terpapar lagi dan nggak mau juga anggota keluargaku ada yang kena covid lagi. Setiap hari aku berdoa supaya kami sekeluarga selalu dilindungi. Selanjutnya adalah berusaha dengan menjaga prokes, imun tubuh, dan gaya hidup sehat. 

Ngomong-ngomong soal prokes, pemerintah menghimbau supaya kita menerapkan 5M (menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, menggunakan masker, dan mencuci tangan). Apakah 5M saja cukup? Tentu tidak. Kita harus menerapkan gaya hidup sehat supaya imun tubuh kuat dan yang paling penting mengikuti program vaksinasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Aku sendiri dan keluarga alhamdulilah udah vaksin, kecuali anak aku yang masih bayi.

Tepat 3 bulan setelah dinyatakan negatif dari covid, aku terkena long covid syndrom. Sebelumnya aku udah tahu tentang long covid ini, udah pernah baca artikelnya. Dan nggak nyangka bakalan kena juga. Aku mngalami long covid selama 1,5 bulan. Selama itu badan merasa tidak fit karena gejala bermunculan silih berganti.

Long covid bukan hoax ya, tapi nyata adanya dan banyak menyerang para penyitas covid.
 
Gejala-gejala ini aku rasain ketika kena long covid syndrom:
1. Lemas
2. Badan mudah lelah tidak bertenaga
3. Badan peal-pegal
4. Dada terasa berat (bukan sesak nafas)
5. Badan menggigil kedinginan, tidak bisa terkena udara dingin.
6. Kleyengan/pusing
7. Telinga berdenging

Awal mula yang dirasakan ketika terkena long covid adalah badan tiba-tiba lemes padahal aku nggak lagi sakit. Kaya orang lemes kena covid dan berlangsung selama 3 hari. Maunya tidur dan buat beraktifitas gampang capek. Setelah lemesnya menghilang, diiringi gejala lain yang timbul seperti kelelahan tidak bertenaga, badan pegel-pegel, dan dada berasa berat. 

Hari ke 4 gejala muncul, kuputuskan memeriksakan diri ke dokter karena dikhawatirkan aku reinfeksi. Setelah pemeriksaan, benarlah diagnosa dokter bahwa aku kena long covid syndrom. Akhirnya aku dikasih beberapa obat dan suruh MCU seperti cek darah lengkap dan rontgen. Secara keseluruhan hasil MCU bagus. Tidak ada reinfeksi juga ataupun kondisi yang serius. Dokter bilang memang butuh waktu untuk memulihkan diri dari long covid. Karena kita tidak tahu akan terkena berapa lama dan gejala apa saja yang dapat timbul. Dokter menyarankan selama gejala long covid masih dirasakan supaya tidak aktivitas berlebihan, makan bergizi, istrihat cukup, konsumsi obat seperlunya dan sesuai gejala yang dirasakan itupun jika gejala yang timbul sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, serta tambahan konsumsi multivitamin. 

Setelah 1 minggu, badanku mulai enakan. Minggu berikutnya muncul gejala lain, badanku menggigil hebat seperti orang menggigil kedinginan/nggreges dan itu berlangsung selama 1 minggu 24 jam. Bayangin aja aku tetep harus kerja dalam kondisi badan menggigil dan pakai jaket tebel banget padahal cuaca sangat panas! 

Munculnya gejala ini juga menurutku ada pemicunya. Aku tidur malam selalu pake AC. Waktu itu malem-malem aku menyusui anakku dan ketiduran lupa nggak ngancingin baju.Jadi dadaku kebuka dan terpapar AC semaleman. Itu jadi pencetus awal aku menggigil selama 1 minggu ditambah dengan kondisi badanku sedang tidak fit karena terkena long covid. 

1 minggu berlalu, gejala menggigil akhirnya sembuh, setelah itu  muncul gejala lain yaitu kleyengan dan pusing. Badan juga masih berasa mudah capek dan lelah. Telinga sering berdenging.  

Totalnya hampir selama 1,5 bulan aku ngerasain long covid sampai akhirnya aku merasa sembuh dan badan jauh lebih enakan. Aku inget aku sembuh dari long covid bertepatan dengan hari pertama bulan puasa tahun 2021 dan bersyukur banget karena bisa mengikuti ibadah puasa dengan normal.

Setelah 1,5 bulan terkena long covid aku masih hati-hati dalam beraktifitas karena badan masih berasa mudah lelah. Alhamdulilah lama-kelamaan berangsur membaik dan akupun bisa aktivitas lagi secara normal. Tapi nih sebagai penyitas covid yang juga mengalami long covid memang selalu ada aja yang di rasa sama badan. Sampai saat ini gejala yang masih sering dirasakan adalah telinga berdenging. Ada pula kondisi-kondisi tertentu yang mengakibatkan gejala long covid muncul (meskipun tidak parah). Contohnya ketika aktivitas padat dan tubuh kelelahan sering tiba-tiba badan jadi menggigil. Contoh lain aku setiap mau mentruasi jadi keluhannya banyak dan macem-macem. Itupun selalu berubah setiap bulannya. Beberapa keluhan yang aku rasain setiap mau menstruasi: badan meriyang, alergi kambuh (bersin-bersin terus), sakit tenggorokan, kepala pusing dan kleyengan. Biasanya kalau mau mens paling badan pegel-pegel sm bawaanya pengin makan dan tidur. Tapi semenjak sembuh dari long covid hari-hari menjelang menstruasi badan jadi drop banget kaya orang mau sakit. 

Setelah sembuh dari long covid aku ikut vaksinasi dengan jenis vaksin sinovac. Efek samping vaksin yang dirasakan pada saat dosis pertama adalah kepala pusing dan badan rasanya meriyang selama beberapa hari. Jadi setelah vaksin memang diharuskan untuk istirahat tidak aktivitas berlebihan. Vaksin dosis kedua efek samping yang dirasakan masih dengan kepala pusing ditambah dengan alergi yang kambuh yaitu sering bersin-bersin. Efek dari vaksin kedua ini memang agak lama. Semenjak vaksin dosis kedua, ada waktu dimana alergiku jadi sering kambuh (lebih sering bersin-bersin tanpa sebab). Nah kemaren banget nih masih anget tanggal 22 Januari aku juga udah ikut vaksin booster moderna 1/2 dosis. Jangan ditanya ya efek samping vaksinnya gemana? Karena bener-bener sakit dan tepar selama 2 hari, persis kaya orang kena covid.

Hal yang perlu diperhatikan jika kamu penyitas long covid adalah jangan sampai tubuhmu kelelahan berat. Karena jika tubuh kelelahan dikhawatirkan dapat memicu munculnya gejala long covid. Long covid juga gak ada obatnya, gejalanya timbul tenggelam. Ada kalanya badan kita normal dan sehat tapi ada pula hari-hari dimana gejala long covid ini tiba-tiba muncul kembali. Aku pikir kita perlu mengamati kapan waktu-waktu dimana gejala long covid muncul atau kita bisa mengira-ngira pemicunya apa kenapa bisa muncul. Karena setelah sekian lama terkena long covid kita pasti bisa paham penyebab gejala long covid ini muncul lagi di tubuh kita. 

Selain itu jika akan berobat, carilah dokter yang sadar dan paham tentang long covid. Meskipun aku tahu ini bukan hal mudah karena dari cerita teman-teman penyitas banyak dokter yang denial tentang long covid. Supaya kita bisa berobat dengan aman dan nyaman tanpa khawatir diberi stigma bahwa yang kita rasakan dianggap "mengada-ngada" oleh dokter. Long covid ini sifatnya kasuistik, lamanya gejala yang dirasakan berbeda-beda setiap orang. Saran dari aku adalah kita benar-benar harus melakoni gaya hidup sehat supaya menjaga badan tetap fit. Tetap semangat berjuang buat teman-teman yang juga sedang mengalami long covid. Bismilah,kita pasti bisa untuk "hidup normal" kembali.

Continue reading Pasca Sembuh dari Covid 19, Long Covid Syndrom dan Vaksinasi (Part 2)