Tuesday 24 March 2020

Cerita Program Hamil Part 1 (PCOS dan Oligoozoospermia)

Haii... disini aku mau sharing pengalaman tentang program hamil sekaligus kasus yang terjadi pada aku dan suami. Tujuanku menulis ini hanya ingin berbagi dengan para pasutri yang sampai saat ini masih berjuang menghadirkan buah hati. Aku harap tulisanku bisa menjadi penyemangat buat kalian semua, bahwa nggak ada yang nggak mungkin. Aku dan suami bisa melalui ini, kalian semua juga Insha Allah pasti bisa. Cerita ini aku bagi menjadi beberapa bagian biar lebih mudah memahaminya. Buat semua pasutri yang sedang berjuang mendapatkan momongan, semangat ya.. jangan sedih, jangan menyerah.. kalian pasti bisa!!

1. Haid tidak teratur.

Aku dan suami menikah Agustus 2016. Karena suatu hal, kita sepakat menunda momongan selama 1 tahun. Kita juga gak KB, jd hanya dengan perhitungan kalender & hubungan terputus. Sejak menikah aku rutin mencatat tanggal menstruasi melalui aplikasi android. 

Aku punya riwayat haid tidak teratur ketika gadis dikarenakan BB ku kurang (sangat kurus) dan pengaruh hormonal. Bisa tidak haid berbulan2 atau bisa haid 2x sebulan karena kecapean. Kemudian berangsur membaik seiring dgn berat badanku yang ideal dan asupan gizi yang lebih baik. 

Juli 2017, kami memutuskan untuk tidak menunda momongan lagi. Bersamaan dengan keputusan itu, Agustus 2017 aku kena endrometriosis yang kemudian itu luruh sendiri bersamaan dengan haid tanpa perlu operasi. Apa tanda-tanda terkena endrometriosis? Pertama aku telat haid sampai 1 bulan lebih. Selama telat haid itu, perutku mengalami nyeri terus-terusan seperti mau menstruasi tapi nggak ada darah yang keluar. Nah ketahuan setelah di USG periksa di dokter kandungan, aku mengalami penebalan dinding rahim atau sebutannya adalah endrometriosis.

Setelahnya aku rutin memeriksakan diri ke spog. Karena setelah kami tidak menunda momongan, justru haidku jadi tidak teratur. Dokter curiga sama kondisiku yang gak hamil selama 1 tahun menunda momongan padahal kami berhubungan seks tanpa pengaman. Biasanya banyak kasus pasutri kebobolan karena tanpa pengaman. Tapi kok aku enggak?

Aku ditanyai oleh dokter terlebih dahulu... sudah mantap belum buat punya momongan? Jika memang sudah mantap tidak menunda lebih baik serius untuk program hamil. Sebenernya waktu itu aku masih agak-agak ragu, karena dalam pikiranku kalau program hamil biayanya pasti nggak sedikit. Tapi karena hasil konsultasiku dengan spog mengindikasikan reproduksiku bermasalah, jadi aku mengiyakan. Dengan harapan yang penting kalau memang bermasalah, aku diobati terlebih dahulu.

Pertama yang dilakukan dokter adalah memperbaiki siklus haidku yang tidak teratur. Aku diberi semacam obat hormon untuk me-reset siklus haid. Pernah ketika diperiksa, dokter bilang aku gak punya masa subur karena haid yang sangat kacau. Obat hormon aku konsumsi selama 1 bulan mirip kaya pil KB gitu obatnya. Ketika obat hormon habis, aku langsung dapet haid. Efek dari obat hormon ini ada yang bilang bikin gemuk, ada yang gak ngefek, tapi kalau di aku jadi bikin jerawatan.

Setelah siklus haid normal, aku disuruh kontrol rutin setiap bulan dan dateng diantara hari pertama sampai ketiga masa haid. Dokter melakukan tindakan USG transvaginal setiap kontrol untuk melihat kondisi sel telurku. Sebenernya aku ngilu banget sih karena awal-awal haid kan lagi banyak-banyaknya tuh, terus dimasukin alat USG yg bentuknya kaya penis ke dalam vagina 😭 Tapi ya mau gimana lagi emang prosedurnya begitu. Dokter menyatakan bahwa sel telurku jumlahnya banyak tapi ukurannya kecil-kecil atau yang disebut dengan PCOS. Lalu dokter juga menyarankan suamiku untuk melakukan analisa sperma untuk mengetahui apakah suami bermasalah dengan sperma atau tidak. Singkat cerita siklus haidku akhirnya normal kembali setelah pengobatan. Sempat kumat telat-telat lagi haidnya sekitar bulan Februari tahun 2018, lagi-lagi akhirnya dokter mengambil tindakan memberikan obat hormonal untuk memperbaiki siklus haid. Jadi promilku hanya bisa dilakukan jika siklus haidku udah normal.

Bagaimana mengetahui siklus haid kita normal atau tidak? Ini sekilas info aja sih ya, mungkin udah banyak yang tahu juga. Siklus haid yang normal adalah terjadi dalam rentang 28 hari atau 21-35 hari itu juga masih terhitung normal. Cara menghitung sikluasnya adalah sejak haid hari terakhir menuju hari pertama haid bulan berikutnya. Kalau secara hitungan diluar 21-25 hari berarti sikluas haid kita nggak normal.

2. Kesuburan 

Banyak faktor yang mempengaruhi ketidaksuburan pada pasutri. Salah satunya PCOS yang aku alami ini. 

"Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah gangguan hormon yang terjadi pada wanita usia subur. Penderita PCOS mengalami gangguan menstruasi dan memiliki kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang berlebihan. hormon androgen yang berlebih pada penderita PCOS dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong berisi cairan. akibanya, sel telur tidak berkembang sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur. Akibat dari PCOS menyebabkan penderitanya tidak subur serta lebih rentan terkena darah tinggi dan diabetes." sumber: alodokter.com/pcos

Nah apa aja sih gejala dari PCOS ini? Mengutip dari Instagram dokter @tommygpratama

1. Peningkatan hormon androgen yaitu pertumbuhan rambut yang berlebihan di daerah yang tidak biasa seperti kumis, jenggot, dada, punggung, bokong, lengan atas atau paha. Serta kulit berjerawat yang sulit disembuhkan.
2. Haid tidak teratur. Bisa tidak haid berbulan-bulan atau haid dalam waktu yang berdekatan (sebulan haid 2x misalnya). Pada saat haid bisa berupa flek-flek saja, bisa pendarahan sangat banyak disertai keluarnya bekuan darah atau bahkan tidak pernah haid sejak remaja.
3. Pada saat dilakukan USG, terlihat indung telur yang tidak normal. Banyak telur berukuran kecil dan tidak membesar saat masa subur.

Dampak dari PCOS ini mempengaruhi 3 hal, yakni reproduksi, metabolik dan psikologis.
Secara reproduksi menyebabkan tidak terjadinya ovulasi dan menghalangi bertemunya sel telur dengan sperma sehingga sulit terjadi kehamilan. Penderita PCOS yang tidak haid lebih dari 2-3 bulan beresiko mengalami penebalan dinding rahim (endometriosis) dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kangker dinding rahim. Namun adakalanya sel telur membesar dan terjadi kehamilan akan tetapi dapat mengakibatkan kehamilan beresiko. 
Secara metabolik penderita PCOS biasanya memilki kelainan metabulik yang bernama resisten insulin. Yaitu kondisi dimana sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin. Efeknya adalah kegemukan/obesitas (95%) atau bisa juga memiliki berat badan ideal. Resistensi insulin adalah faktor resiko terjadinya diabetes tipe 2, hipertensi, jantung dan stroke.
Secara psikologis dapat mengakibatkan gejala kecemasan, gangguan makan dan bahkan depresi.

Bagaimana mengobati PCOS? melakukan pengobatan ke dokter dan melakukan gaya hidup sehat. Poin kedua ini mutlak harus dilakuin.

Dari gejala PCOS yang dijelaskan diatas, gejala yang muncul di aku adalah, jerawat yang sulit disembuhkan, haid tidak teratur/siklus haid tidak normal, indung telur berukuran kecil. Alhamdulilah aku nggak obesitas. Jika ada penderita PCOS yang obesitas, mereka harus mengidealkan berat badan dengan cara diet. 

Itu sedikit informasi mengenai PCOS. Lanjut ke ceritanya suami. Setelah suami melakukan analisa sperma, hasilnya dia menderita oligozoospermia dan teratozoospermia. Apa itu oligozoospermia?

"Oligozoospermia adalah keadaan dimana cairan sperma konsentrasinya kurang dari normal atau sel sperma pada cairan sperma jumlahnya kurang dari normal. Cairan sperma saat ejakulasi normalnya mengandung 20 juta sel sperma per milimeter. Apabila sperma kurang dari 15 juta per milimeter maka dinyatakan kurang normal. Sedangkan teratozoospermia adalah salah satu penyebab kelainan sperma yakni gangguan pada bentuk sperma. Sperma mengalami bentuk yang tidak normal sehingga sulit membuahi sel telur." sumber: alodokter.com

Sedangkan yang terjadi pada suamiku adalah bentuk sperma banyak yang tidak normal jadi bentuk normalnya kurang dari prosentase minimal seharusnya bentuk normal. Dan tingkat kematian sperma yang tinggi. Bagaimana mengobati penyakit ini? Konsumsi vitamin dan melakukan gaya hidup sehat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan artinya kita berdua adalah pasangan tidak subur. Lengkap sudah ya... aku PCOS dan suami oligozoospermia. Waktu itu rasa-rasanya pupus sudah harapan buat punya momongan dan nggak begitu berharap. Meskipun dokter membesarkan hati dengan bilang kita tetap bisa punya momongan tapi harus sangat sabar melalui proses pengobatan. 

Dokter memberikan obat buat suami untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma yang harus dikonsumsi selama 3 bulan berturut2. Dan harga obatnya mayan mahal. Setelah obat habis, suami disarankan melakukan analisa sperma lagi buat melihat perkembangannya. 

Sedangkan aku lebih fleksibel, tergantung hasil dari pemeriksaan. Kalau ada permasalahan aku dikasih obat kalau pas hasilnya bagus cuma dikasih vitamin asam folat aja. Karena aku sempet 2x USG dan hasil pemeriksaan sel telur bagus dan dalam ukuran yang siap untuk dibuahi. Dokter juga menyarankan buat aku rutin olahraga minimal 1 minggu sekali selama 30 menit. Untuk pantangan makanan katanya nggak ada, jadi makan normal aja seperti biasa.

6 bulan kemudian setelah suami sudah konsumsi obat, sekitar April tahun 2019 suamiku analisa sperma lagi. Harusnya sih analisa sperma dilakukan begitu selesai konsumsi obat selama 3 bulan. Berhubung suami sibuk, sering dinas jadilah baru bisa dilakuin 6 bulan kemudian. Hasilnya sedih banget sama aja kaya sebelum pengobatan dan malah jadi teratozoospermia. Waktu itu aku juga pas kontrol sel telurku kecil-kecil lagi. Drop banget kita waktu itu, kayak nggak punya harapan. Aku juga sempet mengalami masa nangis-nangis nggak jelas. Pokoknya sensitif baperan banget. 

Karena hasil analisa sperma yang kedua tidak ada perubahan, dokter menyarankan untuk mengulang lagi analisa sperma yang ketiga kalinya. Karena kebetulan pas analisa sperma yang kedua kondisi suami habis sakit flu & demam. Jadi kata dokter bisa mempengaruhi kualitas sperma karena kondisi badan yang lagi nggak fit. Analisa sperma yang ketiga dilakukan bulan Oktober tahun 2019. Jadi jaraknya memang agak jauh. Dan aku nggak pernah kontrol lagi selama hampir 7 bulan selama tahun 2018. Dan selama tahun 2019 aku baru kontrol 1 x di bulan Mei buat mengkonsultasikan hasil analisa sperma yang kedua sekaligus cek kondisi sel telur. Alasanya? Sejujurnya lelah banget dompetnya, sekaligus lelah hati dan pikiran. Hasil analisa sperma yang ketiga kalinya juga sedih banget sama aja masih oligozoospermia. Jadi setelah tau hasilnya nggak bagus juga, kita berdua memutuskan buat rehat sementara dari program hamil dan merencanakan liburan, hehe.

Oya, suami 3x analisa sperma yang pertama dilakukan di lab RSIA bunda arif purwokerto dengan biaya 280.000, yang kedua dan ketiga di prodia dengan biaya 500.000.

Selama kita memutuskan buat berhenti promil, aku berusaha membesarkan hati dengan banyak berdoa supaya sabar dan ikhlas dengan apapun yang Allah SWT takdirkan ke aku. Aku juga yakin, Allah pasti tau kapan waktu yang tepat buat aku dan suami buat dikasih momongan. Aku juga menjaga hati dengan nge-hidden postingan sosmed temen-temenku yang isinya mostingin anak sama hamil. Jujur aja aku baper, mungkin temen gak bermaksud pamer. Tapi tetep aja namanya juga aku lagi sensitif hehe. 
Sempat merasa kok kita pengin punya momongan tapi ikhtiar kurang getol gini sih? Di sisi lain kita juga pengen cooling down dulu, ngademin pikiran dan isi dompet. Kita bener-bener mencoba "ngelosake" mengalir dan jalananin aja toh kita berdua masih muda. Menikmati hidup, kita pergi jalan-jalan, kulineran, seneng-seneng berdua kaya orang pacaran.

Tahun 2019 aku mencapai titik terselow dalam hidupku. Aku merasa nyaman dengan kondisi belum punya momongan. Justru hidupku ngerasa bebas dan santai banget. Sempet berpikir, mungkin aku belum dikasih karena nggak becus kali ya ngurus anak. Ngurus anak kan susah, ribet harus telaten. Akhirnya kita bener-bener nggak mikirin dan malah sibuk ngerencanain travelling di taun 2020. 

3. Jerawat
Apa hubunganya dengan promil? Oh.. ada dong.. gara-gara jerawat juga aku jadi sadar akan pentingnya gaya hidup sehat. Jadi gini ceritanya. Selama masa-masa puber/remaja aku jarang jerawatan. Aku mulai jerawatan agak parah sekitar umur 20th sampai sekarang 27th masih aja bergulat dengan jerawat. Berarti selama 7th sudah aku jerawatan. Aku emang ada turunan jerawat dari orang tua. Jadi mungkin ini hormon jerawat juga nurun ke aku ya. 

Muncul jerawat di usia dewasa itu perlu diwaspadai. Karena berarti ada yang nggak beres dengan tubuh kita. Entah itu karena hormon yang tidak seimbang, ada penyakit dalam tubuh atau gaya hidup yang tidak sehat. Nah jerawatku itu mengindikasikan ketiganya. Pengaruh hormon iya, setiap mau menstruasi jerawatan banyak banget. Ada penyakit dalam tubuh juga iya, aku menderita PCOS yg salah satu tandanya adalah jerawatan. Gaya hidup yang tidak sehat juga iyaa, aku sering begadang, gampang stres, gampang cemas dan makan serampangan. 

Suatu hari di awal tahun 2019 aku chattingan sama temen aku (sebut aja mas D) ngomongin soal skincare dan jerawat. Mas D ini kaget denger cerita aku masih sering jerawaten gede-gede (jerawat batu). Trus dia nyuruh aku baca jurnal tentang penelitian jerawat pada orang dewasa. Aku baca sekali doang udah mumet gak aku lanjutin lagi, haha. Nah aku disuruh juga buka ig nya @puspitamygsari jadi si mbak ini adalah seorang dokter yang juga acne fighter. Dia sering update di ig tentang permasalahan jerawat dan menerapkan clean eating buat membantu menyembuhkan jerawatnya. Menurut si mbak, jerawat harus diberantas luar dalem. Skincare iya, pola makan juga iya. Jadi percuma kalau skincare nya getol tapi makanan yang masuk ke badan masih serampangan. Terbukti dari hasilnya si mbak ini jerawatnya lebih cepet sembuh karena diimbangi denga clean eating. Aku pikir-pikir bener juga, dari dulu aku cuma fokus sama skincare tanpa memperhatikan pola makan. 

Setelah itu aku bergerilya cari tau tentang apa itu clean eating di google dan youtube. Nyari-nyari resepnya juga, dan kebanyakan yang menerapkan pola makan ini adalah orang luar negeri. Aku baru ngeliat aja udah enek gak doyan gitu, trus kayaknya mau makan aja ribet banget yah pake konsep clean eating. Jadi apasih itu clean eating? Ini kesimpulanku sendiri yah... clean eating itu pola makan bersih dan sehat. Hindari terlalu banyak konsumsi karbo (terutama nasi putih), gula, tepung-tepungan, gorengan, pemanis dan pengawet buatan, junk food, susu atau produk dairy, soda, dan kafein. Makanan yang dikonsumsi hanya makanan alami dan di masak dengan cara yang sehat seperti tumis, rebus, kukus atau panggang. Dan setelah mencari tahu, aku pun bingung nggak tau harus memulai dari mana. 

4. Clean eating 

Setelah belajar tentang clean eating, aku juga banyak belajar tentang penyakit infertil yang di derita aku dan suami. Ketemulah youtube nya dokter fransiska, ig nya dr tommy gita pratama, ig nya dr zaidul akbar, beberapa hasil dari googling bloger dan kepoin sosmed artis yang juga menderita PCOS kaya titi kamal, fitrop dan beberapa selebgram lain. Ya.. aku rutin belajar cuma lewat sosmed dan internet aja. Aku mencoba mencerna hasil belajarku buat dirumuskan menjadi hal yang bisa dengan mudah aku dan suami praktekan. Karena kalau ditelan mentah-mentah sejujurnya susah banget buat dipraktekin, terlalu sempurna yang malah bisa bikin stres sendiri. Padahal kita berdua nggak boleh stres harus seneng dan bahagia. Singkat cerita aku diskusi sama suami, karena kita harus berubah mau nggak mau harus perlahan menerapkan clean eating ini. Karena kunci penderita PCOS dan oligozoospermia untuk bisa sembuh adalah gaya hidup yang sehat. 

Lucunya gini lo, aku semangat buat clean eating awalnya karena kepengin jerawatku sembuh dan punya kulit mulus seperti dulu kala. Ketimbang pengin hamil, aku lebih semangat buat nyembuhin jerawat. Jadi aku mikir, hamil itu bonus nanti yang penting jerawatku sembuh hehe.

Kembali ke clean eating, aku teringat dulu mamahku pernah nerapin food combaining dan punya bukunya. Aku carilah bukunya dan aku baca-baca lagi. Sekilas tentang food combaining ini adalah mengatur pola makan dengan membagi sumber makanan ke beberapa kategori yaitu asam (daging, ayam, olahan susu, ikan dan gandum), netral (lemak, gula, pati), dan basa (biji-bijian, buah, sayur, kacang). Konsep dasarnya adalah membuat kombinasi kategori makanan tersebut ke dalam menu makan sehari-hari agar tubuh tidak memproduksi asam yang berlebihan. Sejumlah makanan tidak boleh dikombinasikan secara sembarangan. Contoh kombinasinya adalah:
  • Protein tidak boleh dikombinasikan dengan karbohidrat, lemak dan protein lainnya.
  • Karbohidrat tidak boleh dikombinasikan dengan asam.
  • Gula tidak boleh dikombinasikan dengan makanan lainnya.
  • Buah dan sayur tidak boleh dikonsumsi bersamaan.
  • Buah dan susu boleh dikonsumsi saat perut dalam kondisi kosong. (sumber:alodokter.com)

Kelihatannya ribet ya, tapi menurutku ini adalah diet sekaligus clean eating paling gampang dan tetep bisa makan enak. Kalau diterapkan langsung ke menu makanan secara sederhana konsepnya gini: pagi makan buah, siang makan karbo nasi dengan sayuran, makan malam boleh pilih mau makan daging dengan sayur atau sayur dengan nasi tapi maksimal nggak boleh lebih dari jam 7 malem. Jadi makan karbo nggak boleh dibarengi protein. Misal mau makan daging pasangannya adalah dengan sayur atau sayur dengan nasi. Itu terserah kita. Dagingnya diusahain jangan di goreng. Sebenernya enak kan? Enak tapi prakteknya tetep susah haha. 

Oke, sekian dulu buat part 1. Aku sambung lagi di part 2 buat ngebahas lebih dalam tentang food combaining dan program hamil.

2 comments:

Unknown said...

mba saya jg lg promil.suami olighozoospermae.cara perbaikin sperma menurut pengalaman mbak minum vit apa?

Faradina said...

Halo mbak, sudah sy tulis lengkap di postingan blog saya,,, silahkan di baca. Tapi efek setiap orang beda2 alangkah baiknya dikonsultasikan dengan dokter kandungan juga