Siapapun kamu yang punya mimpi,
rencana, atau disuruh orang tua (mungkin) untuk lanjut S2 pasti perlu
mempertimbangkan pendidikan yang satu ini dari berbagai aspek. Nah buat yang
baru akan memulai pastinya masih banyak kebingungan yang dirasakan mulai dari
pemilihan universitas, syarat masuk, maupun biaya pendidikan. Yah wajar sih,
dulu pun aku mengalami. Makanya harus banyak-banyak cari informasi sebelum
akhirnya memutuskan melanjutkan kuliah S2. Tulisan ini sengaja aku bikin buat membantu kalian yang sedang
mencari-cari informasi tentang kuliah S2. Tapi tulisan ini lebih kepada ‘making
decision’, proses yang harus kamu lalui dan pikirkan sebelum akhirnya kamu memutuskan
untuk kuliah S2.
1. Apa tujuanmu kuliah S2?
Ini adalah pertanyaan dasar
banget yang harus ditanyakan pada diri sendiri. Berdasarkan pengalamanku selama
kuliah S2, aku melihat banyak sekali alasan yang melatarbelakangi teman-temanku
buat ambil S2. Dari mulai alasan yang masuk akal, sampai yang sedikit sedikit aneh juga aku rasa ada. Jangan sampai kamu terjebak kuliah S2 untuk alasan yang
nggak rasional atau mungkin hanya karena keinginan sesaat. Ini dia beberapa alasan dari teman-temanku mengapa mereka
lanjut kuliah S2 sebagai gambaran: karena belum dapet kerjaan yang cocok,
iseng-iseng daftar eh keterima, nganggur terlalu lama daripada nggak
ngapa-ngapain mending S2 aja, resign
dari kerjaan sambil nunggu pekerjaan yang baru, tugas belajar dari kantor (kalo
yang ini kebanyakan PNS), mau ngajar
atau jadi dosen, ingin kerja di kementrian, bisa dapet posisi/jabatan
yang lebih baik jika bekerja nanti, ingin menuntut ilmu lebih banyak
(bercita-cita bisa S2), disuruh orang tua, dan lain-lain. Kalian termasuk yang
manakah???
Beberapa temen-temenku yang
kuliah S2 karena alasan pekerjaan, sempat ikut jobfair beberapa kali/sambil
nyari-nyari kerjaan selama kuliah, ikut interview sana-sini. Beberapa
diantaranya ada yang cuma buat iseng-isengan daftar (mengukur kemampuan), ada
yang kepincut dengan kerjaan terus kuliah akhirnya ditinggalkan begitu saja,
ada juga yang akhirnya merasa ‘sayang’ meninggalkan S2 untuk pekerjaan dan
harus menyelesaikan S2 dulu.
Aku sih mengapresiasi baik buat
temen-temen yang meskipun tadinya kuliah cuma buat nunggu kerjaan tapi akhirnya
bertanggung jawab menyelesaikan kuliahnya.
Sekarang, bayangkan jika kamu hanya kuliah S2 karena sambil nunggu kerjaan atau
iseng-iseng aja. Ketika kamu dapet pekerjaan yang cocok, kamu ninggalin
kuliahmu. Pikirkan uang SPP, biaya buku, kos, dan biaya hidup yang telah kamu keluarkan bakal terbuang percuma.
Kenapa aku bilang percuma, ya karena kamu kuliah cuma sebentar, mengeluarkan
banyak uang, ilmu yang didapet cuma setengah-setengah dan gelar master pun
nggak di dapat. Beda lagi yang karena iseng-iseng daftar. Apakah nggak
memikirkan bahwa kuliah S2 membutuhkan dana yang besar, dan jika tidak
direncanakan dengan baik akan membuat keuangan menjadi kacau(mungkin agak
lebay, tapi ini bener kok). So, think smart guys!
2. Siapa yang Mendanai Kuliah S2?
Pertanyaan soal duit emang agak
sensitif ya, hehe. Coba pikirkan dari mana datangnya duit buat kuliah S2? Apa
itu dari orang tuamu, duitmu sendiri, ataukah beasiswa. Kebanyakan orang tua
yang menyuruh anaknya lanjut S2 aku yakin mereka udah punya perencanaan
keuangan yang matang. Kalo orang tuamu termasuk tipe ini bersyukurlah kamu
nggak usah pusing-pusing. Berarti anggaran untuk kamu kuliah S2 udah
disediakan. Beda lagi kalau pake duitmu sendiri, kamu harus punya perhitungan
yang matang apakah uangmu ini bakal cukup mengcover biaya pendidikanmu sampe
kamu wisuda. Membuat perhitungan anggaran juga harus memperkirakan biaya tidak
terduga loh. Karena faktanya, akan banyak ‘uang-uang’ yang keluar dikarenakan
biaya tidak terduga itu. Biasanya yang membiayai kuliahnya sendiri itu
orang-orang yang tadinya kerja dan mereka punya tabungan yang cukup dan
akhirnya dipakai buat kuliah S2. Atau mungkin kalo mau sedikit berkhayal kamu
habis dapet warisan dari orang kaya tak dikenal, dan kamu memutuskan buat S2
daripada duitnya bingung mau dipakai untuk apa :D *abaikan*
Lain halnya soal beasiswa, jika
kamu berniat ‘kuliah gratis’ dengan beasiswa seriuslah dalam mencari beasiswa.
Karena pengalamanku buat mendapatkan beasiswa itu nggak gampang ya, butuh perjuangan
dan pengorbanan T.T. Kalo saranku lebih baik dipastikan dulu bahwa kamu sudah
mendapatkan beasiswa tersebut sebelum kamu kuliah, dibandingkan kamu baru
mencari beasiswa ketika perkuliahaan sudah berjalan.
3. Tentukan Mau Kuliah dimana?
Penentuan ini mencakup akan
kuliah di Universitas mana dan kota mana. Setiap orang pasti punya imipian mau
kuliah dimana. Tapi penentuan universitas juga menentukan dimana kota yang
akhirnya kamu tinggali. Seperti misalnya Unpad di Bandung, UGM di Jogja, UI di
Jakarta, Unbra di Surabaya, Undip di Semarang dan lain sebagainya. Menentukan
tempat kuliah juga bakal berpengaruh terhadap biaya hidup yang akan kamu
keluarkan selama kuliah, apalagi buat yang merantau. Masing-masing kota punya
biaya hidup yang berbeda-beda. Jangan samakan kuliah di Jogja dengan di
Bandung. Mungkin buat para perantau duit sejuta cukup buat hidup sebulan di Jogja,
tapi nggak cukup buat hidup sebulan di
Bandung. Soal ini juga harus diukur dengan kemampuan finansial kamu.
Selain masalah biaya hidup, kamu
perlu tahu bagaimana dinamika kehidupan di kota yang akan kamu tinggali.
Seperti misalnya kondisi lalu lintas di kota tersebut, ada lokasi rawan
kejahatan ditempat tertentu, karakter maasyarakatnya bagaimana, tipe masakan
mereka seperti apa. Contoh nih kaya aku yang lagi kuliah di Jogja. Jogja itu
tergolong kota yang selalu ramai karena memang jadi tujuan wisata. Terkadang
lalu lintas macet di beberapa waktu tertentu dan lokasi tertentu. Mungkin buat yang di kota asalnya nggak
seramai kaya di Jogja bakalan kaget dengan lalu lintasnya karena emang rame
banget dan kamu harus terbiasa dengan kondisi lalu lintas di kota tempatmu
kuliah.
Terus soal masakan nih, masakan
orang jogja menurutku manis-manis bahkan sambel pun kadang ikut manis nggak
berasa pedes :D. Kalo soal rasa masakan nggak jauh beda sih sama kota asalku,
tapi memang di Jogja jauh lebih manis. Dan disini susah banget nemu mendoan
khas banyumas, adanya pasti tempe kering dan mereka menyebut itu sebagai
‘mendoan’ -.-, nyari gado-gado sama pecel yang enak juga agak susah. Kalo di
Purwokerto banyak banget penjual makanan ini yang enak-enak. Belum lagi aku
juga kaget sama soto Jogja yang beningan kaya sop gitu khas soto Semarang.
Sedangkan kalo di Purwokerto soto nya pake kuah kaldu, bumbu kacang, dan pake ketupat
bukan nasi kaya soto Jogja. Sejauh ini aku bisa menyesuaikan soal rasa masakan,
tapi ada juga nih temenku yang orang Aceh nggak begitu suka sama masakan Jawa
yang manis-manis. Mereka biasanya masak sendiri, atau sekarang juga udah banyak
rumah makan Aceh yang berdiri di Jogja. Kata mereka sih rasanya mirip sama
masakan asli disana. So, kalo kamu nggak cocok dengan rasa masakan di tempat
kuliah kamu, sekarang udah banyak tersedia rumah makan dari berbagai nusantara.
Jadi nggak perlu khawatir ya!
4. Buatlah target sedini mungkin
Nggak ada salahnya meskipun kamu
belum mulai kuliah S2 kamu mulai memikirkan beberapa target seperti jangka
waktu kuliah (target lulus kapan) dan rencana topik tesis. Kuliah S2 itu
sebentar banget ya, kayaknya baru kemaren masuk eh sekarang udah mau kelar aja.
Materi kuliah akan disampaikan pada dua semester awal, di semester ketiga akan
lebih fokus pada tesis atau penelitianmu. Ada juga di beberapa jurusan yang
sejak semester dua sudah mulai berfokus pada tesis. Jika kamu tidak memiliki
target atau perencanaan ‘kapan lulus’ bisa jadi kuliahmu akan mulur-mulur
nambah beberapa semester lagi. Dan memang sebaiknya tesis itu sudah mulai
dipikirkan sejak sebelum masuk kuliah S2. Tujuannya biar nanti kamu nggak
bingung ketika tiba waktunya harus menulis tesis. Ada juga beberapa kejadian temen-temenku yang
bolak balik ganti topik tesis karena galau dan bingung mau neliti apa. Alangkah
baiknya kamu sendiri harus tahu bidang apa yang menjadi minatmu dan kamu
memiliki passion untuk menelitinya kelak.
Dosen-dosen S2 itu sangat
terbuka. Jika dari semester awal kamu sudah memiliki topik tesis, kamu bisa konsultasikan
hal ini dengan dosen-dosenmu. Ajak mereka sharing, ngobrol santai ataupun
diskusi. Boleh dengan dosen yang akrab denganmu, ataupun dosen yang bergelut
dengan bidang yang sesuai dengan topik tesismu. Mereka akan dengan senang hati
memberikan arahan dan masukan dari apa yang kamu kemukakan. Dosen juga akan
mengapresiasi dan membantu mahasiswanya yang punya semangat buat lulus cepet
dan memikirkan tesisnya sejak awal masuk kuliah.
5. Buang jauh-jauh pikiran ini
Beberapa orang menganggap bahwa
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi adalah suatu prestige tersendiri. Tapi semakin
tinggi pendidikan seseorang seharusnya membuat orang tersebut makin rendah hati.
Memutuskan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi memang akan banyak
merubah dirimu. Terutama tentang caramu memandang ‘dunia’, melihat
permasalahan, menganalisis, dan memecahkannya. Kamu akan jauh lebih banyak tahu
dibandingkan orang lain yang tidak mengenyam pendidikan setinggi kamu. Wawasanmu
akan lebih luas, cara berfikirmu akan berbeda ketika menanggapi suatu
hal/peristiwa tertentu. Kamu akan berpikir bahwa ‘oh, ternyata selama ini aku
nggak tahu apa-apa toh’ yaa pernyataan mirip-mirip begitulah.
Karena benefit itulah kadang
beberapa orang justru merasa sombong. Buang jauh-jauh pikiran bahwa kuliah S2
hanya untuk terlihat wah, keren, hebat ataupun pintar. Karena hal-hal tersebut tidak akan berguna
sama sekali. Kuliah S2 itu butuh
perjuangan baik tenaga, waktu, dan pikiran. Banyak orang yang akhirnya menyerah
dan tidak menyelesaikan kuliah S2 ini karena kurangnya tekad. Kalo di
pikir-pikir memang kuliah S2 itu kadang melelahkan dan ingin segera mengakhiri
saja :D. Harus diingat pencapaian yang baik tidak akan pernah terwujud tanpa
perjuangan yang keras dan sungguh-sungguh. Tetaplah membumi, jadikan kelebihan yang kamu
miliki sebagai ‘solusi’ bagi orang-orang disekelilingmu.
Bagaimana, sudah merasa mantap
untuk kuliah S2?
0 comments:
Post a Comment