Saturday, 17 December 2016

((Pengalaman)) Innovative Academy UGM, Mendirikan Start Up Berbasis Permasalahan Sosial

Beberapa bulan yang lalu, sekitar bulan April 2016 aku ikut salah satu program kewirausahaan di UGM. Namanya Innovative Academy, ini adalah sebuah program inkubasi selama 3 bulan yang dikelola oleh UGM dan Kibar untuk menciptakan enterpreneur yang bisa memberikan impact pada masyarakat. Output dari program ini bagi peserta yang bisa lolos hingga tahap inkubasi adalah mendirikan sebuah start up. Peserta yang boleh mendaftar adalah mahasiswa baik S1, S2, dan S3 maupun alumni UGM. Diharapkan start up ini mampu membantu permasalahan yang terjadi di masyarakat. Jadi konsep pendirian start up berangkat dari permasalahan yang terjadi di masyarakat, kemudian nanti dikerucutkan lagi untuk memilih akan fokus di bidang apa. Banyak ide-ide yang muncul dari berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, budaya dan lain sebagainya.

Proses untuk bisa mendirikan start up ini cukup panjaang dan menyita waktu, tenaga, pikiran. Tapi cukup asyik dan memberikan banyak pengetahuan serta pengalaman baru. Sistem programnya pun ala-ala rekruitmen karyawan perusahaan gitu. Dari awal pendaftaran hingga akhir program akan ada peserta yang gugur satu persatu. Dimulai dari pendaftaran yang harus ngisi data diri, ide stratup yang ingin dibangun dan essay singkat yang lumayan banyak poinya tentang motivasi hidup dan motivasi mengikuti program. Seingetku ada 5-8 pertanyaan yang ditujukan untuk melihat minat serta kesungguhan kita dalam mengikuti program ini.

Aku pun lolos tahap pertama, yang aku sebut sebagai tahap administrasi. Lalu ada lagi tahap selanjutnya tapi aku lupa apa dan ngapain, yang jelas aku lolos sampai  ikut boothcamp selama tiga hari yang berlokasi di GSP dari hari jumat sampai minggu. Total peserta yang ikut boothcamp sekitar 120-an dari pendaftar 400-an orang. Acara boothcamp berlangsung dari pagi sampai sore. Di boothcamp ini juga terjadi proses seleksi dengan sistem gugur yang nantinya peserta tersisa akan mengikuti inkubasi 3 bulan. Nah disini juga ada sistem gugur lagi sampai akhirnya peserta nyisa 60-an orang dan aku masih lolos. Aku lupa detilnya selama tiga hari itu ngapain aja. Tapi seingatku, kita nanti dibentuk kelompok dengan cara pembentukan kelompok yang cukup unik dan sedikit ngeselin haha. Satu kelompok berisi 5-6 orang. Setelah kelompok terbentuk kita berdiskusi untuk menentukan ide stratup apa yang akan di usung. Nah disinilah akan terlihat mana orang egois, mana orang tertindas, dan mana orang bijaksana hahah. Jadi sebenarnya setiap peserta sudah punya ide startup-nya masing-masing, tapi disini kita harus mengeluarkan satu suara untuk menentukan satu saja ide startup yang akan kita bangun. Prosesnya anda tau lah bagaimana, orang egois akan selalu ngotot, orang tertindas akan mengalah, dan orang bijaksana akan mencoba menenangkan masing-masing pihak haha. Susah pokoknya agak bikin emosi, dan anda juga tau akhirnya dikelompokku siapalah yang menang "ya orang yang egois itu". Kita (terpaksa) sepakat pakai idenya dia. Sebenernya ide dia cukup bagus, tapi sikapnya itulah yang tidak cukup bagus. Tapi disini aku dan temen-temen lain berusaha menyeimbangkan ide dia biar ide anak-anak lain juga bisa dikombinasikan dengan idenya dia.

Setelah sepakat dengan ide startup esoknya kita brainstroaming buat mematangkan konsep. Di hari itu ada workshop seputar startup dengan pembicara para pendiri startup (waktu itu pembicaranya dari Kibar, Pasienesia, Kerjabilitas, SaleStok, dan Mojok.com) ada game, dan  diskusi kelompok  yang hasilnya akan dipresentasikan esok harinya. Jadilah kita mempersiapkan si presenter (1 orang perwakilan kelompok) dan materi presentasi untuk dipresentasikan didepan juri. Besoknya berjalanlah sesi presentasi dari sekitar kurang lebih 20-an kelompok dari pagi jam 8 sampai jam 3 sore. Ada beberapa kelompok yang disanjung karena ide yang cukup bagus (termasuk kelompokku) dan ada juga yang kurang bagus. Sorenya dari jam 3 sampai sekitar maghrib ada sesi tambahan yang cukup menegangkan, yaitu sesi wawancara. Model wawancara bukan perorangan tapi per kelompok. Sekali wawancara sekitar 4 kelompok jadi ada 20-an orang yang diwawancara dalam satu ruangan. Kita masuk ke sebuah ruangan dengan duduk berjejeran membentuk setengah lingkaran dan ditengahnya adalah pewawancara serta ada beberapa anak-anak panitia acara. Disinilah kita akan di uji oleh pewawancara (3 orang pewawancara). Sesinya cukup menegangkan karena pewawancara ngomongin panjang lebar tentang kehidupan ini ala-ala motivator atau ESQ gitu tapi ini ngomongnya serem sumpah bikin tegang -.-. Di sesi ini pewawancara akan melontarkan pertanyaan, kita peserta (20 orang) disuruh menjawab pertanyaan tersebut dengan cara langsung menjawab secara bebas tanpa harus tunjuk tangan. Disinilah terjadi rebutan mulut buat jawab. Sampe sedikit ricuh, karena lagi-lagi keliatan mana orang egois yang maunya mendominasi untuk ngomong, Sebenernya nggak jawab pun nggak masalah sih nggak akan diomelin juga. Dan sejujurnya orang-orang egois itu sepertinya merekalah yang akan dieliminasi, karena pewawancara sempet beberapa kali kesel dan sedikit ngomelin orang-orang macam ini. Kurang lebih ngomelnya seperti ini "Kamu lagi, kamu lagi. Gantian dong orang lain yang ngomong. Kamu diam! kasih kesempatan yang lain buat ngomong!"

Setelah melontarkan pertanyaan-pertanyaan, tibalah sesi terakhir yang sekaligus dapat menimbulkan perpecahan hubungan :D (ini serius!). Pewawancara akan menanyai leader kelompok, "dari skala satu sampai lima, mana urutan orang-orang dalam kelompok kalian yang paling berkontribusi dan nggak berkontribusi?". Disini sempet tegang banget, ya iya lah ya pasti nggak enak satu sama lain main jujur-jujuran gini -_-. Orang yang ditunjuk sama leader sebagai orang paling nggak berkontribusi dalam kelompok akan ditanyai balik oleh pewawancara, "kamu setuju nggak dibilang paling nggak berkontribusi?" Terjadilah perang dalam kelompok.. hore rameee!! Sebenernya di sesi ini pewawancara ingin melihat kedewasaan kita dalam bertindak, berfikir, dan memecahkan masalah. Sikap kita dalam menanggapi akan dinilai oleh pewawancara "layak atau tidak" untuk mengikuti inkubasi selama tiga bulan. Selepas keluar dari ruangan, keliatan banget pada diem-dieman seribu bahasa nggak ngomong satu sama lain... duh lucu kalo inget hahaha!

Beberapa hari kemudian aku dapet email dari Innovative Academy. Isi emailnya tidak menyebutkan aku lolos atau enggak tapi lebih ke persetujuan dari aku untuk berkomitmen dalam mengikuti masa inkubasi 3 bulan. Disitu juga tertera aturan-aturan serta jadwal yang harus aku lalui selama tiga bulan inkubasi. Inkubasi akan dilakukan setiap akhir pekan sekitar jumat sampai minggu. Jadi nggak akan mengganggu jadwal kuliahmu, tapi cukup mengganggu jadwal jalan-jalanmu XD. Masa inkubasi hanya meloloskan 30 orang saja, artinya separuh dari peserta akan tereliminasi. Selama inkubasi pun akan ada sistem gugur lagi hingga hanya orang-orang tangguhlah yang tersisa. Balik lagi ke persetujuan komitmen, disitu tertulis masa inkubasi adalah bulan Mei-Juli 2016. Dan disitulah aku keinget mau ngurusin nikahan, karena awal Agustus aku bakal merit. Setelah dipikir-pikir nggak bakalan bisa aku ngurus nikahan sembari ikutan program ini. Apalagi weekend adalah waktu terluasa buat balik ke Purwokerto ngurusin nikahan. Ditambah waktu itu posisi aku masih ada kuliah dan banyak tugas. Dengan berat hati aku menyatakan ketidaksetujuan dan otomatis dinyatakan mengundurkan diri hiks :'(. Sejauh ini perjuangan hingga tahap akhir memasuki inkubasi itu luar biasa banget. Meski nggak sampai ke inkubasi tapi cukup memberikan pengalaman yang berkesan. Kabar-kabarnya sih buat orang-orang yang sudah menyatakan persetujuan akan diseleksi lagi buat bener-bener lolos ke tahap inkubasi. Nah buat kalian anak UGM yang punya jiwa-jiwa pengusaha nggak ada salahnya ikutan program ini buat mengukur kemampuan kamu dalam berkompetisi.

0 comments: