Thursday 16 April 2015

FISIP UNSOED-SEKRE BERSAMA

Ngomong-ngomong soal sekre bersama, pertama kali yang ada dipikiranku adalah aku tidak memiliki masalah apapun mengenai sekre bersama ini.  Meskipun teman-teman yang lain menolak mentah-mentah terhadap hadirnya sekre bersama. Berbagai perlawanan dilakukan oleh teman-teman. Mereka melakukan diskusi-diskusi dengan dekanat dan rektorat, sampai menerbitkan buletin mengenai isu sekre bersama. 

Berita yang aku tahu tentang sekre bersama ini adalah, aku hanya tahu kalau sekre yang lama akan di gusur untuk dijadikan kantin dan kemudian tempat UKM kami dipindah ke sekre yang baru. Sebenarnya cukup sayang jika sekre di pindah ke tempat yang baru karena sebagian sejarah telah terukir di sekre yang lama. Mulai dari perjuangan dalam mendapatkan sekre, sampai sejarah-sejarah lainnya yang telah kakak-kakak angkatan torehkan di dalam ruangan sekre. Tapi sekali lagi aku tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut.

Sampai kemarin, ketika buletin mengusung isu sekre bersama dan disitu aku merupakan salah satu tim buletin. Suatu sore aku bersama om redpel membagikan buletin ke persma-persma lain se universitas. Sore itu aku baru membaca buletin yang aku buat oleh tim ku sendiri kemudian aku terlibat diskusi singkat bersama om redpel. Ia menannyakan pendapatku mengenai sekre bersama. Terlebih lagi selama ini aku tidak pernah mengeluarkan suara dan adem ayem saja tentang sekre bersama.

Sebelum aku menjawab pertanyaannya, aku bertanya dahulu ‘sebenarnya kasus sekre bersama gimana sih?’ karena selama ini yang aku tahu hanya gambaran secara umumnya saja.

Ia menjelaskan tentang awal mula dibangunnya sekre bersama yang tanpa pemberitahuan dulu terhadap mahasiswa (tahu-tahu sudah jadi, dan mahasiswa diminta meninggalkan sekre lama lalu menempati sekre yang baru). Kontan saja menuai protes dikalangan mahasiswa dengan pemberitahuan mendadak itu. Apalagi menurut keterangan beberapa mahasiswa sekre yang dibangun sungguh tidak layak, sebuah ruangan luas dengan sekat-sekat setinggi satu meter dan setiap ruangannya hanya berukuran 3x3 meter. Persis seperti warnet, hanya tinggal di beri nomor saja. 

Mendengar pejelasan tersebut, aku berpikir: mungkin benar dengan yang selama ini teman-teman perjuangkan. Dekanat beranggapan bahwa sekre hanyalah sebagai tempat administrasi saja. Padahal yang terjadi adalah sekre merupakan tempat pusat kegiatan mahasiswa, dimana kami semua berkarnya di ruangan ini dengan sebebas-bebasnya. Dan disinilah kami mendapatkan ilmu yang tidak didapatkan dalam ruangan kuliah. Pantas saja hal ini menuai protes yang cukup kontroversial dikalangan mahasiswa. Diam-diam aku jadi ikut mendukung teman-teman untuk mendapatkan sekre yang layak.
 
Obrolan kami terhenti ketika kami akan membagikan buletin ke fakultas keperawatan. Kami berdua mencari-cari dimana ruang sekre persma keperawatan. Setelah bertanya kesana-kemari dan di beri saran untuk bertanya ke sekre BEM saja, akhirnya kami menemukan sekre BEM. Hal yang mengejutkan adalah ketika kami bertanya pada salah satu anak BEM dimana letak sekre persma keperawatan? Ia menjawab, “Ya disini, ini sekre bersama..”

Aku tercengang dengan jawaban anak BEM tersebut, sekre bersama yang aku lihat dihadapanku hanyalah kurang lebih berukuran  2,4x4,8 meter. Sekre berukuran tersebut adalah pusat segala kegiatan mahasiswa.
Setelah cukup tercengang, kami akhirnya menitipkan buletin untuk di berikan pada anggota persma keperawatan dengan isu ‘sekre bersama fisip’. Sungguh kontras dengan apa yang barusan kami berdua hadapi.

“Gila, dikasih sekre kayak gini nggak ada perlawanan sama sekali..” celetuk om redpel.
“Aku kira lahan disini cukup luas buat dijadiin sekre,” imbuhku.

Akhirnya aku berpikir. Harus bersikap bagaimanakah seharusnya? Menerima dengan lapang dada dengan sekre ukuran 3x3 meter yang seperti warnet ataukah menolak habis-habisan jika dibandingkan dengan kejadian yang baru saja aku hadapi?

Sebelum tulisan ini selesai dibuat, aku mendapat sms dari tante PU bahwa besok, selasa 21 Juni 2011 diharapkan seluruh crew persma hadir jam delapan pagi di sekre bersama untuk menyaksikan pembongkaran sekat sekre bersama yang dianggap ‘tidak layak itu’. Akhirnya perlawanan kami membuahkan hasil.

0 comments: