Pengendalian diri adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi, perilaku, dan keinginan. Pengendalian diri juga harus meningkat dengan seiring bertambahnya usia seseorang. Pengendalian diri merupakan aspek penting dalam kecerdasan emosi. Hal ini sangat penting bagi kehidupan manusia karena musuh terbesar manusia berada dalam dirinya sendiri. Pengendalian diri merupakan aspek yang perlu di latih sejak dini. Manusia hendaknya menyadari bahwa emosi yang berlebihan atau tindakan yang hanya mengedepankan emosi saja dapat memblokir berpikir secara logis.
Salah satu kelemahan diri seorang manusia adalah ketidakmampuannya dalam pengendalian diri. Contohnya dalam hal ini adalah teori Darwinisme serta paham komunis yang berkembang selama kurang lebih seratus lima puluh tahun yang lalu.
Dalam hidupnya, manusia memerlukan tiang penyangga yaitu tak lain adalah agama sebagai landasan hidupnya selain itu diperlukannya iman dan kepercayaan kepada Tuhan dalam pengendalian diri. Salah satu mitos yang muncul dan dipercayai disini adalah mitos evolusi yang isinya adalah bahwa semua makhluk hidup berasal dari satu spesies yang sama. Dalam hal ini diperlukan pembuktian atau pembenaran dari mitos yang beredar tersebut. Sehingga kita tidak percaya begitu saja serta mengklaim bahwa mitos tersebut memang benar adanya. Disinilah pengendalian diri diperlukan demi kemaslahatan bersama, tidak merujuk pada kepentingan seorang saja yang dengan saklek mempercayai teori evolusi Darwin serta pembenaran tindakan komunisme seperti yang dilakukan bangsa Jerman dan Cina yang menyebabkan kesengsaraan umat manusia serta banyaknya korban tak berdosa yang berjatuhan karena tidak adanya kontrol dan pengendalian diri para penguasa pada saat itu.
Apalagi dengan adanya penggolongan ras yang menganggap bahwa ras kulit putih Eropa lebih unggul dibandingkan ras asia dan ras afrika yang bahkan akan dihapuskan sama sekali. Perlu kita ketahui, pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia dengan segala perbedaannya. Baik dari segi fisik maupun warna kulit (ras). Tuhan tidak pernah membedakan manusia berdasarkan pada rasnya. Kulit hitam ataupun kulit putih semua sama dihadapan Tuhan yang membedakan hanyalah derajat keimanan dan ketakwaan manusia pada Tuhan. Ini semua adalah sebab dari keingkaran manusia terhadap sang pencipta. Akibatnya manusia menderita kesengsaraan, ketakutan, dan kebinasaan.
Pada kasus ini, untuk membenarkan segala pemikirannya, Charles Darwin bahkan sampai membuat kebohongan besar pada public. Yaitu dengan ditemukannya manusia Piltdown yang merupakan penipuan terbesar dalam sejarah. Kembali lagi pada pengendalian diri yang tidak dimiliki seseorang atau lemahnya pengendalian diri sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan meskipun dengan melakukan sebuah kebohongan besar.
Dalam kaitannya antara teori darwinisme dan pengendalian diri manusia ada beberapa poin penting disini, yaitu :
1. Diperlukannya agama sebagai landasan hidup. Karena disinilah kebanyakan orang – orang yang menganut paham atheis (tidak beragama) dan membenci agama tidak memiliki pengendalian diri yang baik.
2. Sebelum bertindak manusia harus memikirkan kepentingan orang lain pula. Apakah tindakan tersebut akan merugikan orang lain atau tidak.
3. Tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Jika tujuan tersebut di rasa mustahil dan tidak mungkin kita capai apalagi sampai mengorbankan banyak orang lebih baik kita mundur secara perlahan dan tidak memaksakan kehendak diri kita.
Seiring berjalannya waktu yang menunjukan majunya peradaban serta terbuktinya teori Darwin sebagai sebuah kebohongan belaka, kita sebagai manusia modern yang berpikiran maju serta beragama harus bisa membedakan dan tau mana yang merupakan keinginan emosi belaka dan mana yang merupakan tindakan sadar kita. Dibalik hak dan kewajiban kita sebagai manusia, masih ada hak dan kewajiban orang lain. Sehingga dalam melaksanakan hak dan kewajiban kita harus bisa mengendalikan diri agar tidak melanggar milik orang lain.
0 comments:
Post a Comment